Posted by : Unknown Wednesday, 17 August 2016

PENDIDIKAN PANCASILA

Permasalah Yang Ada Dalam Masyarakat “Banyaknya Angka Anak Putus Sekolah”.  Berdasarkan Laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang putus sekolah. Bahkan pada tahun 2010 usia sekolah yakni 7-15 tahun yang terancam putus sekolah sebanyak 1,3 juta.
 Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Penyebab banyak terjadinya kasus anak putus sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Kurang adanya perhatian dari keluarga, orang tua pada khususnya,
2.      Keadaan ekonomi yang tidak mencukupi,
3.      Kurangnya minat untuk belajar,
4.      Faktor budaya ,
5.      Fasilitas yang kurang.
Solusi menghadapi permasalah banyaknya angka anak putus sekolah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai berikut :
1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila ini solusi yang diperlukan adalah dengan cara meningkatkan kesadaran diri terhadap pentingnnya menuntut ilmu sebagaimana kewajiban kita sebagai umat manusia untuk menuntut ilmu. Maka untuk itu setiap manusia harus lebih mendekatkan diri terhadap keyakinan masing-masing dan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kewajiban kita sebagai manusia. Apalagi untuk pendidikan dini atau dasar karena ini merupakan proses penting dalam pembentukan karakter setiap individu untuk ke depannya.
Jika sudah terpatri bahwa pendidikan itu penting baik tingkat dasar maupun tingkat tinggi dikarenakan  kesadaran tinggi dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai umat yang memeluk agamaNya. Maka tidak akan ada yang begitu saja mengabaikan pendidikan dan tidak ada yang putus sekolah karena suatu hal yang tidak mendesak seperti keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan. Walaupun demikian, jika seseorang memiliki keyakinan menuntut ilmu itu penting, pasti individu tersebut akan selalu berusaha menuntut ilmu.
2.      Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Di Indonesia masih banyak terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak sepantasnya itu dilakukan, karena itu dapat merugikan banyak pihak baik pemerintah maupun masyarakat yang terkait. Contoh kasus yang sering terjadi di Indonesia yakni dalam penerimaan siswa baru masih banyak sekolah yang lebih memilih menerima murid baru yang berani membayar mahal dibandingkan dengan murid yang berani memberikan nilai yang besar namun tidak memiliki biaya.
Kasus-kasus ini yang seharusnya dengan cepat diusut karena tindakan ini adalah tindakan yang salah. Jika masih seperti ini maka hanya orang-orang tertentulah yang dapat merasakan pendidikan layak dan bagi orang-orang yang tidak memiliki biaya hanya memendam potensi yang dimilikinya dengan bekerja sebagai pengamen bahkan pengemis. Indonesia adalah negara yang sulit untuk memperbaiki dirinnya untuk hal kejujuran sehingga generasi-generasi bangsa ini ikut terpengaruh. 
Merubah pola pikir ini menjadi segala sesuatu dianggap untuk kepentingan bersama itu sulit, namun jika dimulai dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab itu ditindak tegas maka kasus-kasus yang menyebabkan banyaknya angka anak putus sekolah dan enggan melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi akan berkurang. Dengan menggunakan nilai yang terkandung dalam sila ini diharapkan kesadaran bersama pentingnya keadilan dalam kehidupan sehari-hari ini untuk diterapkan.
3.      Sila Persatuan Indonesia
Dalam sila ini dilakukan dengan cara tidak adanya pembedaan antara masyarakat yang berpendidikan maupun tidak berpendidikan agar tidak terjadi kesenjangan sosial maupun ekonomi di Indonesia. Karena dengan adannya kesenjangan sosial dan ekonomi Indonesia tidak akan berkembang menjadi negara maju seperti yang kita dambakan selama ini.
Diharapkan semua golongan baik pejabat maupun masyarakat mau bersama-sama untuk membangun Indonesia dengan sumber daya manusianya yang terdidik. Tidak ada yang mementingkan kepentingan pribadi (korupsi) bagi golongan pejabat dan tidak ada pembedaan antara masyarakat yang berpendidikan ataupun tidak bagi masyarakat. Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jiwa persatuan yang kuat sebagaimana para pejuang terdahulu, kita bersama-sama saling bantu-membantu pihak-pihak yang seharusnya dibantu. Dengan kita menumbuhkan kesadaran bersama bahwa pendidikan itu penting.
 Banyak cara menuntut ilmu, bukan hanya dengan sekolah atau pendidikan formal saja, seperti pelatihan skill setiap masyarakat oleh masyarakat yang berpendidikan secara sukarela. Kegiatan ini diharapkan menumbuhkan semangat belajar atau menuntut ilmu masyarakat Indonesia.
4.      Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam nilai ini dikhususkan pada pemerintah dalam membuat suatu kebijakan. Negara Indonesia ini adalah Negara Demokrasi yang semuanya harus dibicarakan atau dimusyawarkahkan kepada rakyat bersifat terbuka dan memihak kepada rakyat. Pemimpin harus dapat menentukan kebijakan yang menguntungkan rakyat namun juga harus dipertimbangkan keefektifannya dalam berjalannya proses situ jika diterapkan nantinnya.
Banyak program yang bertujuan baik namun dapat menimbulkan efek negative itu yang harus dikaji ulang sehingga dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Contohnya kebijakan untuk sekolah tidak diperbolehkan melakukan pemungutan biaya dalam bentuk apapun kepada orang tua murid ini dirasa kurang efektif, karena dengan dana alokasi pendidikan yang terbatas tidak dapat digunakan dalam rangka pemenuhan kualitas sarana dan prasarana sekolah sehingga tidak berjalanya kegiatan belajar yang seharusnya baik menjadi buruk karena kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
Jadi dalam memutuskan suatu kebijakan masyarakat diajak untuk berpendapat terhadap kebijakan itu, karena masyarakat Indonesia yang jumlahnya tidak sedikit ini memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Memiliki kebijakan alternative itu penting dikarenakan jika kebijakan awal itu tidak menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan maka dapat dengan segera memperbaiki kebijakan sebelumnya yang kurang sempurna. Dengan dilakukannya hal seperti ini diharapkan pelaksanaan suatu kebijakan dalam memutus angka anak putus sekolah dapat dilakukan dengan efektiv dan efisien.
5.      Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kembali lagi kepada pemerintah dalam pemenuhan hak setiap individu, khususnya hak untuk memperoleh pendidikan yang layak dengan tidak membeda-bedakan antara golongan yang satu dan golongan yang lain. Alokasi dana untuk pendidikan jumlahnya tidak sedikit, namun didalam prakteknya alokasi dana tersebut sering kali diselewengkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga merugikan semua pihak.
Dalam pemenuhan hak setiap individu akan efektif jika kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi. Indonesia merupakan bangsa yang sulit untuk bangkit dalam jeratan kasus ini (korupsi). Untuk itu pemerintah diharapkan bertindak tegas terhadap kasus-kasus seperti ini karena ini sangat merugikan dan mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena banyaknya angka anak yang putus sekolah. Dimulai dari hal ini Indonesia dapat memperbaiki dan memenuhi hak setiap individunnya khususnnya untuk memperoleh pendidikan yang layak sehingga masyarakat Indonesia memiliki semangat untuk melajutkan pendidikannya sehingga dapat mengurangi angka anak putus sekolah di Indonesia dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia di Indonesia.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About

- Copyright © KULIAH JIMMI - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -