Posted by : Unknown
Wednesday, 17 August 2016
HUBUNGAN LINEAR
PENGGAL
DAN LERENG GARIS LURUS
Fungsi
linear atau fungsi berderajat satu ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat satu. Sesuai dengan namanya, setiap persamaan linear
apabila digambarkan akan menghasilkan sebuah garis, tegasnya garis lurus.
Bentuk umum persamaan linear adalah y = a + bx, di mana a adalah penggal
garisnya pada sumbu vertikal –y, sedangkan b adalah koefisien arah atau lereng
garis yang bersangkutan. Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Adapun lereng b mencerminkan besarnya tambahan nilai y untuk setiap tambahan
satu unit c, juga mencerminkan tangen dari sudur yang dibentuk oleh garis – y
dan sumbu –x. Dalam kasus-kasus tertentu, garis dari sebuah persamaan linear
dapat berupa garis horizontal sejajar sumbu –x atau garis vertikal sejajar
sumbu –y. Hal ini terjadi apabila lereng garisnya sama dengan nol, sehingga
ruas kanan persamaan hanya tinggal sebuah konstanta yang melambangkan penggal
garis tersebut.
PEMBENTUKAN
PERSAMAAN LINEAR
Pada
prinsipnya sebuah persamaan linear bisa dibentuk berdasarkan dua unsur. Unsur tersebut
dapat berupa penggal garisnya, lereng garisnya atau atau koordinat titik-titik
yang memenuhi persamaannya. Berikut ini dicontohkan empat macam cara yang dapat
ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linear, masing-masing berdasarkan
ketersediaan data yang diketahui. Keempat cara yang dimaksud adalah :
1. Cara
dwi-koordinat
2. Cara
koordinat-lereng
3. Cara
penggal-lereng
4. Cara
dwi-penggal
Cara
Dwi-Koordinat
Dari
dua buah titik dapat dibentuk persamaan linear yang memenuhi kedua titik
tersebut. Apabila diketahui dua buah titik
A dan B dengan koordinat masing masing (x1, y1)
dan (x2, y2), maka rumus persamaan linearnya adalah
|
Contoh
soal
Diketahui
titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan linearnya adalah :
y – y1
= x – x1
y2 –
y1 x2 – x1
y –
5 = x – 2
2 –
5 5 – 2
y – 5 = x – 2
-3 3
3(y – 5) =
-3(x – 2)
3y – 15 =
-3x + 6
3y =
-3x + 6 + 15
3y =
-3x + 21
2.2 Cara
Koordinat – Lereng
Dari
sebuah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linear yang memenuhi titik dan
lereng garisnya adalah b, maka rumus persamaan linearnya adalah :
|
Contoh
soal :
Diketahui
bahwa titik A (4, 8) dan lereng garisnya adalah 1, maka persamaan linear
yangmemenuhi kedua data ini adalah :
y – y1 = b(x – x1)
y – 8 = 1(x
– 4 )
y – 8 = x
– 4
y =
x – 4 + 8
y = x + 4
Cara Penggal – Lereng
Sebuah
persamaan linear dapat pula dibentuk apabila diketahui penggalnya pada salah
satu sumbu dan lereng garis yang memenuhi persamaan tersebut.
|
(a
= penggal, b = lereng)
Contoh soal :
Diketahui
penggal dan lereng garis y = f(x) masing-masing adalah 4 dan 8 maka persamaan linearnya adalah :
y
= a + bx
y
= 4 + 8x
Cara
Dwi Penggal
|
Sebuah persamaan linear dapat pula
dibentuk apabila diketahui penggal garis tersebut pada masing-masing sumbu,
yakni penggal pada sumbu vertikal (ketika x=0) dan penggal pada sumbu
horizontal (ketika y = 0). Apabila a dan c masing-masing adalah penggal pada
sumbu-sumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis lurus maka persamaan
garisnya adalah :
a
= penggal vertikal
b
= penggal horizontal
contoh
soal :
diketahui
penggal sebuah garis pada sumbu vertikal dan sumbu horizontal masing-masing 3
dan 6 maka persamaan linear yang memenuhi adalah
y
= a – a x
c
y = 3 – 3 x
6
y = 3 – 1 x
2
y = 3 – 0,5 x
3.
HUBUNGAN DUA GARIS
LURUS
Dalam
system sepsang sumbu-silang, dua buah garis lurus mempunyai empat macam
kemungkinan bentuk hubungan yaitu :
a. Berimpit
Dua
garis lurus akan berimpit apabil persamaan garis yang satu merupakan kelipatan
dari persamaan garis lain. Dengan garis y1 = a1 + b1
x akan berimpit dengan garis y2
= a2 + b2 x jika y1 = ny2, a1
= na2 dan b1
= nb2
b. Sejajar
Dua
garis lurus akan sejajar apabila lereng garis yang satu sama denganlereng garis
yang lain.
c. Berpotongan
Dua
garis lurus akan berpotongan apabila lereng garis yang satu tidak sama dengan
lereng garis yang lain.
d. Tegak
Lurus
Dua
buah garis lurus akan saling tegak lurus apabila lereng garis yang satu
merupakan kebalikan dari lereng garis yang lain dengan tanda berlawanan.
4.
PENCARIAN AKAR-AKAR
PERSAMAAN LINEAR
Mencari
akar-akar persamaan maksudnya adalah menghitung besarnya nilai variabel-variabel
di dalam persamaan yang bersangkultan. Dengan kata lain menghitung harga dari
bilangan tak-diketahui dalam persamaan tersebut. Sebuah bilangan anu dapat
dicari harganya melaui sebuah persamaan, dua bilangan anu hanya dapat dicari
harganya melalui paling sedikit dua persamaan,.
Pencarian
besarnya harga bilangan anu dari beberapa persamaan linear, atau
persamaan-persamaan linear secara serempak, dapat dilakukn melalui tiga cara :
a. Cara
subtitusi
Dua
persamaan dengan dua bilangan anu dapat disielesaikan dengan vara menyelesaikan
terlebih dahulu sebuah persamaan untuk salah satu bilangan anu, kemudian
mensubstitusikanya ke dalam persamaan yang lain.
Contoh : Carilah nilai x dan y dari dua persamaan
berikut :
3x+8y =
24
x+2y =
12
Penyelasaian :
x = 12 – 2y
3x+8y = 24
3(12
– 2y) + 8y = 24
46
– 6y + 8y = 24
46
+ 2y = 24
2y = 24 – 46
2y = - 22
y
= - 22
2
y = - 11
|
x + 2y
= 12
x + 2(-11) = 12
x + (-22)
= 12
x
= 12 + 22
x
= 33
|
b. Cara
eliminasi
Dua
persamaan dengan dua bilangan anu dapat diselesaikan dangan cara menghilangkan
untuk sementara salah satu dari bilangan anu yang ada, sehingga dapat dihitung
nilai dari bilangan anu yang lain
Contoh : Carilah nilai x dan y dari dua persamaan
berikut :
3x+2y = 30 dan x+4y = 20
Penyelesaian :
x+6y
= 12 x2 2x+ 12y = 24
2x+3y = 6 x1 2x+3y = 6 (-)
9y = 18
y = 18/9
y = 2
x + 6y
= 12
x + 6(2)= 12
x + 12 = 12
x = 12 – 12
x = 0
c. Cara
determinan
Cara
determinan aat di gunakan untuk menyelesaikan n persamaan dengan n bilangan
anu. Kelebihan ialah cara determinan lebih efisien dalam menyelesaikan kasus-kasus
dimana n cukup besar. Prinsip pengerjaan
determinan ialah dengan mengalihkan unsur-unsurnya secara diagonal, dari
kiri-atas menurun ke kanan-bawah dan dari kiri-bawah menaik ke kanan-atas,
kemudian hasil perkalian menurun dikurangi dengan hasil perkalian menaik.
Contoh :
1. Carilah
nilai variabel-variabel x dan y dari dua persamaan berikut :
4x
+ 2y = 8
3x + 7y =
21
4 2
D = = 22
3 7
8 2
Dx= = 14
21 7
4 8
Dy= = 60
3 21
|
|
Carilah
nilai-nilai x, y dan z dari
persamaan-persamaan:
|
D = 1 2 4
3 7 9 =
-6
1 1 1
Dx = 8 2 4
27 7 9 =
-22
4 1 1
Dy = 1 8 4
3 27 9 = -21
1 4 1
Dz = 1 2 8
3 7 27 = -1
1 1 4
· x
= Dx = -22
D -6
· y
= Dy = -21
D
-6
· z
= Dz = -1
D
-6
PENERAPAN EKONOMI
o
Penerapan Fungsi Linear dalam Teori
Ekonomi Mikro
1.
Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
2.
Pengaruh pajak-spesifik terhadap
keseimbangan pasar
3.
Pengaruh pajak-proposional terhada
keseimbangan pasar
4.
Pengaruh subsidi tergadap keseimbangan
pasar
5.
Keseimbangan pasar kasus dua macam
barang
6.
Fungsi biaya dan fungsi penerimaan
7.
Keuntungan, kerugian dan pulang-pokok
8.
Fungsi anggaran.
o
Penerapan Fungsi Linear dalam Teori
Ekonomi makro 9 Fungsi konsumsi, fungsi tabungan dan angka-pengganda 10.
Pendapatan disposabel
9. Fungsi
Pajak
10. Fungsi
Investasi
11. Fungsi
Impor
12. Pendapatan
nasional
13. Analisis
IS-LM
- Fungsi
Permintaan, Fungsi penawaran dan Keseimbangan Pasar
Bentuk
Umum Fungsi Permintaan
|
||||
|
||||
Bentuk Umum Fungsi Penawaran
|
||||
|
||||
o
|
KESEIMBANGAN
PASAR
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
E : titik keseimbangan
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan
a.
Keseimbangan Pasar
Qd = Qs
b. Pengaruh
Pajak
Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan
menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ. Dengan kurva penawaran yang lebih
tinggi, ceteris paribus, titik keseimbangan pun akan bergeser menjadi lebih
tinggi.
1.
|
Beban Pajak Yang Ditanggung Konsumen
2.
|
Beban Pajak Yang Ditanggung Oleh
Produsen
)
3.
|
Jumlah Pajak Yang Diterima Oleh
Pemerintah
4. Pengaruh
Pajak-Proporsional Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika
persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = - a + 1 P)
b
b
maka dengan dikenakannya pajak proporsional
sebesar t % dari harga jul\al,
persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP
P – tP = a + bQ
(1 – t)1 = a + bQ
P =
a + b
Q atau Q =
- a + (1 – t) P
(1
–
t) (1 – t) b b
c. Pengaruh
Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika
sebelum subsidi persamaan penawarannya P
= a + bQ, maka sesudah subsidi ia akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ. Dengan kurva penawaran yang lebih
rendah, ceteris paribus, titik keseimbangan pun akan bergeser menjadi lebih
rendah.
1. Bagian
Subsidi yang Dinikmati Oleh Konsumen
|
2. Bagian
subsidi yang dinikmati oleh produsen
|
3. Jumlah
subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah
|
Contoh :
Diketahui : Qd : 10 – P
Qs :
-5 + 2p
t :
2,5
s :
2
t :
10% = 0,10
Ditanya :
a. Keseimbangan
Pasar
b. Keseimbangan
Pasar Setelah Pajak
c. Pajak
Yang Ditanggung Konsumen
d. Pajak
Yang Ditanggung Prosusen
e. Pajak
Yang Ditanggung Pemerintah
Jawaban :
a. Keseimbangan
Pasar
Qd = Qs
10 – P = -5 + 2P
-P – 2P = - 5 - 10
-3P = -15
P = 3
|
Qd = 10 – P
= 10 – 5
= 5
Jadi, Pe = 5 dan Qe = 5
|
Penawaran sebelum pajak : P = 2,5 + 0,5Q
Penawaran setelah pajak :
P = 2,5 – 0,5Q + 2,5
P = 5 + 0,5Q
Q = -10 + 2P
Persamaan permintaan tetap
P = 10 – Q Q = 10 – P
Keseimbangan Pasar
Qd = Qs
10 – P = -10 + 2P
-P – 2P = - 10 - 10
-3P = -20
P = 6,67
|
Qd = 10 – P
= 10 – 6,67
= 3,33
Jadi, P`e = 6,67 dan Q`e = 3,33
|
b. Beban
Pajak Yang Ditanggung Konsumen
tk = P`e –
Pe
= 6,67 – 5
= 1,67
c. Beban
Pajak Yang Ditanggung Oleh Produsen
tp =
t – tk
= 2,5 – 1,67
= 0,83
d. Jumlah
Pajak Yang Diterima Oleh Pemerintah
T
= Q`e x t
= 3,33 x 2,5
= 8,33
d. Keseimbangan
Pasar Kasus’ Dua Macam Barang
Apabila
barang x dan barang y mempunyai hubungan penggunaan permintaan akan
masing-masing barang dipengaruhi juga, oleh harga barang lainnya, maka fungsi
permintaan akan masing-masing barang tersebut adalah :
|
Qdx : Jumlah permintaan akan X
Qdy :
Jumlah permintaan akan Y
|
Px :
Harga X per Unit
Py : Harga Y per
Unit
e.
Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi
biaya. Biaya total yang dikeluatkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi
bisnisnya terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Sifat biaya tetap adalah
tidak tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan. Biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang dihasilkan,
kurva berupa sebuah garis lurus bserlereng positif dan bermula dari titik
pangkal
|
FC
: biaya tetap
VC : biaya variabel
C : biaya total
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
Fungsi
penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjulan barang merupakan
fungsi dari jumlah barang yang terjulan atau dihasilkan. Penerimaan total
adalah hasil kami jumlah barang yang terjual dengan harga jula per unit barang
tersebut. Secara matematik pernerimaan merupakan fungsi jumlah barang,kurvanya
berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
|
f. Analisis
Pulang-Pokok
Penerimaaan dan biaya merupakan variabel-variabel
penting untuk mengetahui kondidi bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya
penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya total (C) yang dikeluarkan,dapt
dianalisis apakah perusahan mendapat untung atau mengalami keugian.
g. Fungsi
Anggaran
Fungsi Anggaran yaitu teori produksi dan teori
konsumsi. Pada teori produksi, fungsi anggaran mencarminkan bats maksimum
kemampuan seorang produsen membeli dua atau lebih macam masukan, berkenaan
dengan jumlah dana. Pada teori konsumsi, fungsi anggaran menvserminkan batas
maksimum kemampuan seorang konsumen membeli dua macam atau lebih keluaran,
berkenaan dengan jumlah pendapatannya dan harga masing-masing. Bantuk umu
persamaan fungsi anggaran :
|
Pada teori
produksi
M : jumlah dana produsen
x : jumlah masukan X
y : jumlah masukan Y
Px : harga X per unit
Py
: harga Y per unit
|
Pada teori
produksi
M : jumlah pendapatan produsen
x : jumlah keluaran X
y : jumlah keluaran Y
Px : harga X per unit
Py
: harga Y per unit
|
h. Fungsi
Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Angka Pengganda
|
|
Dalam ekonimi makro, pendapatan
masyarkan suatu negara secara keseluruhan dialokasi ke dua kategori penggunaan,
yakni dikonsumsikan dan ditabung. Dapat dirumuskan :
Y
: Pendapatan
C
: Konsumsi
S
: Tabungan
|
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan
anta konsumsi san pendapatan nasional, yang dirumuskan :
C0 : konsumsi otonom
c
: MPC = ∆C/∆Y
Fungsi tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan
dan pendapat nasional, yang dirumuskan :
|
S0
: tabungan otonom
S : MPS = ∆S/∆Y
Anggka-Pengganda ialah suatu bilangan yang
menjelaskan tambahan pendapatan nasional sebagai akibat adanya perubahan pada
variabel tertentu dlam perekonomian, yang dirumuskan :
|
i.
Pendapatan Disposabel
Pendapatan Disposabel adalah pendapat nasional yang
secara nyata, dapat dibelanjakan oleh masyarakat, tidak temasuk didalamnya
pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai dan sebagainya. Gambaran secara
umum, jika pendapatan nasional adalah sebesar Y, tetapi di dalamnya termasuk
pendapatan pemerintahan atau pajak sebesar T, maka pendapatan yang sevara nyata
dapat dibelanjakan oleh masyarakat hanyalah sebesar Yd = Y – T.
Berdasarkan terdapat tidaknya pajak (T) dan
pembayaran alaihan (R) di dalam perekonomian suatu negara, besarnya pendapatan
disposabel (Yd) masyarakat
negara yang bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut :
a. Dalam
hal tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan,
|
Y
: Pendapatan Nasional
Yd : Pendapat disposabel
b. Dalaml
hal hanya terdapat pajak
|
c. Dalam
hal hanya terdapat pembayaran alihan
|
d. Dalam
hal terdapat pajak maupun pembayaran alihan
|
|||
|
j. Fungsi
Pajak
Secara sistematik, T = To, Kurva pajak
berupa garis lurus sejajar sumbu pendapatan.
Secara matematik, T = tY. Kurva pajak berupa garis
lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
Secara keseluruhan besar pajak yang diterima
pemerintah T=To+tY. Kurva pajak berupa garis lurus berlereng positif
dan bermula dari penggal To.
To : pajak otonom (autonomous tax)
t :
proporsi pajak terhadap pendapatan
l. Fungsi
Investasi
|
Io : Investasi otonom
I : tingkat bunga
p : proporsi I terhadap i
m. Fungsi
Impor
|
Mo : Impor otonom
Y : pendapatan nasional
M : marginal propensity to import = ∆M/∆Y
n. Pendapatan
Nasional
pendapatan nasional adalah jumlah
nilai seluruh keluaran (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu negara
dalam jangka waktu tertentu. Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan
dengan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan
dan pendekatan pengeluaran.
o. Analisis
IS-LM
Analisis
yang membahas keseimbangan serempak di pasar barang dan pasar uang dikenal
dengan sebutan IS-LM. Kurva IS ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan antara
pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar barang.
|
Blog Archive
-
▼
2016
(11)
-
▼
August
(11)
- Makalah Kebakaran Hutan
- Makalah Efek Rumah Kaca
- Terorisme dan Ketahanan Nasional
- Pelaksanaan HAM di Indonesia
- Contoh Business Plan in English
- Angka Putus Sekolah di Indonesia
- Makalah Pengaruh Narkoba Terhadap Kehidupan Masa D...
- PANDANGAN ISLAM TENTANG KEBUDAYAAN PERINGATAN KEMA...
- Rabu Wekasan
- Contoh Soal Hubungan Linier
- Analisis Usaha dengan Metode 7W
-
▼
August
(11)
Assalamualaikum kak, saya mohon maaf sebelumnya kak...
ReplyDeleteTapi penyelesaian pada contoh soal "dwi-koordinat" itu ada kekeliruan kak... 🙏
Terima kasih atas perhatiannya kak.. 🙏